Sunday, December 28, 2014

Yamaha Scorpio 225 Scrambler Protechnic Jakarta

Written : Belo  Photos : Boyo


Nyata Bukan Gambar Sketsa

Konsep tungangan scrambler yang mamadukan desain vintage dan moderen direalisasikan oleh bengkel Protechnic lewat Yamaha Scorpio lansiran 2011 milik Dito. Alhasil ubahan motot dual purpose ini terlihat bagai besutan konsep yang nyata bukan sekedar gambar sketsa. 

Kejar tongkongan moderen kaki-kaki Yamaha Scorpio dijejali copotan dari limbah motor spesial engine. Mulai dari upside down dan lengan ayun belakang adopsi dari Yamaha YZ250 lengkap dengan mono shock dan tromolnya. 








Ubahannya seperti bangun modifikasi motor trail spesial engine yang sudah jadi spesialisasi bengkel Protechnic. "Proses pemasangan kaki-kaki ini enggak makan waktu lama karena rangka scorpio sudah cukup mumpuni," ujar Ari Supriyono selaku builder dan pemilik bengkel Protechnic dibilangan Rempo, Tangerang Selatan.

Yup, rangka utama yang jadi dudukan areal mesin sama sekali enggak diubah hanya areal sub frame dan penopang rangka bawah dicustom dengan pipa seamless baru ukuran 1/2 inchi. 

Setelah kaki-kaki terpasang dan rangka rampung digarap alhasil tongkrongan motor jadi terlihat gagah. Apalagi Ari langsung memasang roda ribg 17 inchi yang cukup gambot khas motor dual purpose. 

Kelar urusan bodi lalu proses pembentukan body, berbedaa dengan workshop lain yang biasanya andalkan plat besi. Ciri bengkel protechnic justru aplikasi body dari bahan fiberglas yang langsung dicetak pada rangka motor. "Proses membentuk body ini dibuat moke up lebih dulu dengan tanah liat pada rangkanya baru hasilnya sebagai mal buat cetak fiber," ujar Ari yang mengatakan ini yang menbuat body bisa fit dengan rangka. 

Untuk desian tangki dibuat membulat sesuai dengan ciri besutan trail vintage. Begitu juga dengan model cover bagian bodi tengah dibuat menyatu dengan plat number yang dibentuk oval. "Desain tangki dan body saya buat sendiri dengan menggabungkan berbagai detail bodi trail vintage," lanjut pria yang sempat jadi kepala mekanik dealer Hyosung ini. 

Spesifikasi
Ban depan : Shinko 120/90/17, Ban belakang : Shinko 150/100/17, Pelek depan : TK 3.00, Pelek belakang : TK 4.25, Setang: Twin Wall, Knalpot : FMF, Cat: Finishing doff

Saturday, December 27, 2014

Event : Street Dealin7 Gardu House

Written : Joppie  Photos : Joppie,Endro




































Ini dia event yang memang khusus didedikasi buat para seniman urban berngaran Street Dealin yang sudah digelar ke 7 kalinya bertempat di Carburator Spring, Jl. Veteran, Jakarta -Selatan, Sabtu 20/12 lalu. 

Ajang yang diadakan Gardu House ini enggak pernah sepi seluruh pelaku streeet art dari penjuru tanah air ikut meramaikan acara ini. "Acara ini juga selalu dihadiri pelaku street art yang juga teman-teman kami dari luar negeri," ujar Suryo Hananto Seno yang akrab disapa Ones sebagai penggagas acara. 

Asyiknya berbagai aktivitas khas seniman urban digelar seperti acara andalan live painting dari para artis urban art macam Ghost dari Makasar, Zero yang datang dari Singapore, dan Iendolovebadillust dari Surabaya. Enggak ketinggalan perform DJ juga ikut meramaikan acara. 

Aksi panggung musik juga enggak kalah serunya ini yang membuat pengunjung betah berlama-lama seperti Racun Kota, Kiki Sound, Viva Los Amigos, Eyefeellsix, dan Asia African Soudsystem. 

Tahun ini ada 19 tenant yang ikutan bergabung. Seperti Gardu House, Dripsndrops, MDFK, Dan lainnya serta brand luar negeri seperti Obey. Wah event tahun depan bakal lebih seru nih.....! next jangan sampai ketinggalan ya GasTanker!

Ford F100 1955 The Expandable

Written : Belo  Photos : Herry Axl


The Expandable Indonesia


Jangan kaget bila GasTanker tiba-tiba berpapasan di jalan dengan Ford  F100 andalan Sylverster Stallone dalam film The Expandable. Pasalnya pemiliknya bukan sang legenda bintang film Rambo, melainkan Ade Habibie yang memang pemilik replika Ford F100 seperti dalam film action yang dilansir 2010 lalu.

Aslinya untuk kebutuhan film Ford F100 1955 ini merupakan hasil garapan West Coast Custom yang berkolaborasi dengan LMC Truck salah satu work shop reparasi dan customized spesialis truck dan SUV di Amerika. “Ada 3 unit mobil sejenis  disiapkan untuk kebutuhan shooting  film The Expandable, satu mobil utuh yang dimiliki Sylverster Stallone dan 2 unit dipakai saat adegan action,” cerita Ade Habibie yang lansung kepincut truck lawas buatan Amerika ini begitu pertama kali melihat filmnya.










JODOH ENGGAK KEMANA

Keinginan Ade memiliki mobil ini baru terwujud pertengahan tahun lalu.  Ceritanya sekitar 3 tahun lalu sudah banyak beredar gosipnya dikalangan pecinta hot rod bila ada yang sedang bangun F100 replika The Expendable, tetapi sosoknya enggak pernah muncul.  Singkat cerita akhirnya Ade berhasil bertemu dengan builder mobil ini yang bertempat di Bintaro. “Sampai akhirnya gue kenal dengan pemiliknya yang ternyata kawan lama dan tinggal satu komplek sama gue,” kenang Ade.

Karena sudah akrab,  akhirnya Ade mengikuti terus proses ngebangun mobil ini mulai dari custom bodi sampai order part after market yang detailnya mengikuti seperti F100 pada film. “Inilah tantangan kalau custom mobil,  part yang sama harus dipasang kalau benar-benar ingin hasilnya maksimal,” pria yang juga berprofesi sebagai DJ mengusung bendera EGRV.  

Setelah mobil kelar digarap sayangnya justru malah kebanyakan nongkrong digarasi rumah,  lantaran pemilik mobil super sibuk alhasil Ford F100 jarang sekali dipakai mengaspal. Inilah yang membuat Ade menawarkan diri untuk merawat truck model bak kuping  tersebut. Memang dasar jodoh tawaran Ade pun langsung diterima. “Enggak tau kenapa gue ngerasa ini mobil jodoh banget sama gue, pemiliknya juga bilang kalau karakter gue justru yang lebih pas pakai mobil ini,” ujar pria yang tinggal di bilangan Antasari, Jakarta Selatan.

IDENTIK DENGAN  ASLINYA

Untuk detail ubahan Ford F100 lansiran 1955 ini karena konsepnya replika secara tampilan dibuat  identik dengan mobil yang dipakai Sylverster Stallone  ketika beraksi dalam film. Seperti ubahan body areal kabin sudah dichop. “Bagian pintu sudah dipotong sekitar 25cm jadi atapnya lebih pendek makanya kaca depan dan belakang dimensinya juga ikut menyesuikan,” jelas Ade yang juga gabung di Troupe  Brut Rides Industry.

Memang untuk dipakai berkendara sehari-hari oleh Ade tentunya  enggak seratus persen dibuat sama deperti dalam film. Kalau difilm bagian kabin terselip pada tengah konsol box untuk menyimpan senjata api, tentunya itu tidak disiapkan oleh Ade. Tetapi pada bagian kiri dan kanan kap mesin tetap diberi lubang untuk laras peluru sesuai pada film. Satu lagi yang beda, F100 di film itu posisi stir ada di kiri sedangkan milik Ade ada di kanan.

Diluar box senjata seluruh bagian kabin pakai part yang sama seperti di film, seperti areal dasboard yang dipakai part aftermarket Aurora Gauges beranding dengan head unit model klasik namun bisa dioperasikan secara digital. Untuk bagian kemudi andalkan  Ididit steering column. “Meskipun kelihatannya retro tetapi posisi rake stirnya bisa diatur,” lanjut Ade yang mendesain kompartemen dalam mobil serba hitam.

Sedangkan buat part aksesoris yang nempel seluruhnya dipasang  dengan model yang  sama, macam stop lamp yang diambil dari produk after market. Begitu juga untuk gril depannya yang tidak lagi pakai bawaan standar tetapi sudah dicustom model Buick sedan yang partnya didatangkan langsung dari Amrik.

Oh ya biar tongkrongan F100 makin sip, bagian rangka sudah diganti dengan Ford C10 jadi saat diisntalasi air suspension dari produk Ridetech AirPod  Suspension bisa dioperasikan secara maksimal. Untuk setting  suspensi ini Ade cukup sentuh layar display digital yang sudah dipasang pada bagian kabin. “Untuk kompresornya yang dimesinya cukup besar gue simpan pada bagian depan bak mobil,” ujar Ade suami dari Karissa ini.

Pelek yang diaplikasi juga pakai model palang 5 seperti aslinya dengan lingkar roda ring 22 inchi. Tetapi kalau difim F100 pakai pelek Lexani Wheels sedangkan Ade pasang pelek replikanya TSW Compe yang detailnya sama persis. Lantas seluruhnya  dibungkus dengan ban berprofil tipis dari Toyo Proxies T1R untuk depan 245/30/R22 sedangkan belakang 255/30/R22.  Keempat roda sudah diberi perangkat pengereman disk brake yang dipasang produk Wilwood sesuai penampakan  aslinya.

Areal mesin tentunya jadi perhatian khusus buat Ade, dapur pacu enam silinder segaris bawaan mobil tidak lagi dipakai. Sebagai gantinya terpasang satu unit engine V8 small block yang diorder khusus dari Edelbrock 347ci yang sudah diuprade menjadi sekitar 6000cc bersanding dengan gearbox matik produk B&M equipped AOD transmision.  “Awal baru pertama dipakai mesin suka over head tetapi setelah mesin disetting ulang dan radiatornya disesuaikan lagi sekarang mesinnya adem meskipun dipakai saat macet,” jelas Ade yang mengatakan Ford F100 ini dipakai untuk aktivitas harian. Two thumbs up!

Thursday, December 25, 2014

Honda 90Z 1979 Scrambler Andalan lawless Jakarta

Written : Belo  Photos : Endro







Sosok Honda 90Z custom lansiran 1979 ini jadi perhatian diajang GasTank  Vintage & Custom Motorcycle Race pada gelaran CST Indonesia Motorcycle Fest 2014 di Plaza Timur Senayan bulan lalu. Motor kinyis-kinyis  yang sudah dimodifikasi bergaya Scrambler ini berani meladeni seluruh rivalnya yang punya kapasitas mesin lebih besar. “Ah pede aja namanya juga fun race buat seru-seruan sama tambah foto narsis,” beber Lucky sang pemilik motor dari Lawless  Jakarta.

Lucky percaya diri dengan motornya untuk menaklukkan lintasan tanah karena motor yang standarnya buat jalan raya sudah diubah bergaya scrambler.  Wajah baru dengan tampilan scrambler ini sebetulnya memiliki ubahan yang tidak terlalu extrim, sebab part bawaan motor standar masih tetap jadi andalan.

Gaya scarmbler ini sebetulnya dari perkembangan produksi motor  saat era 1950-1970an, selain pabrikan memproduksi motor jalan raya juga disiapkan tipe dual purpose dari basik motor yang sama.  Dengan kebutuhan saat itu motor juga dipakai untuk melintasi jalan tanah dan berbatu. “Biasanya kalau versi dual purposenya perbedaan hanya pada bagian knalpot yang lehernya dibuat ke atas, setang lebih lebar, spatbor tipis, dan pakai bahan kasar,” urai Yusuf Abdul Jamil builder dan salah satu owner Lawless Jakarta. 

Nah, basik motor milik Lucky ini diambil dari Honda 90Z, tetapi tangki dan lampu depan sengaja diganti pakai Honda 90S biar terlihat lebih lawas. Untuk bergaya scrambler butuh spatbor depan dan belakang yang lebih simple makanya dibuatkan lagi dengan bahan plat besi. Gaya motor tanah, spatbor depan sengaja ditempel pas di bawah segitiga depan.  Oh ya, bagian rangka monokok pada belakang motor sengaja dipotong oleh Ucup biar posisi dudukan spatbor belakang bisa lebih masuk.

Buat kemudinya dipercayakan setang baplang atau lebar copotan dari Honda Win versi trail. “Setang model kayak gini jarang ada lumayan susah carinya karena Honda Win versi trail Cuma diproduksi terbatas,” lanjut Ucup sapaan akrab Yusuf Abdul Jamil yang mengganti knalpot model trail kedua bannya dengan kembangan ban kasar tipe trial.

Meskipun motor tanah tahap finishing juga jadi perhatian, seluruh areal mesin, tabung sok depan, dan tromol dipoles biar lebih kinclong. Sedangkan pada body dipilih kelir abu-abu berpadu dengan silver pada bagian tangkinya.  “Emblem dan cover plat ditangki juga ikut dilengkapi biar tampil kayak motor orisinilan,” tutup Lucky yang sangat puas dengan tampilan motornya.   

Tuesday, December 23, 2014

HARLEY DAVIDSON SPORTSTER XL883 ’06 DeKARO – Studio Motor

Written : Belo  Photos : David, Boyo

Inspirasi kain Uis Batak Karo

Boleh dibilang H-D Sportster XL883 custom lansiran 2006 ini jadi garapan terbaik bengkel Studio Motor Custom Bike pada 2014 ini. Sudah dibuktikan pada ajang Kustomfest 2014 lalu mampu jadi yang terbaik menjadi jawara pada kelas Amerikan Chopper Bobber. Padahal dikelas ini persaingan cukup ketat lantaran jadi primadona pemilik H-D Custom.

Bermodal satu unit mesin H-D Sportster 883,  Kleist Singarimbun sang pemilik berpesan  ingin garapan motornya memiliki identitas salah satu ciri keragaman budaya Indonesia. “Detail airbrush pada bodi desainnya terinspirasi dari  kain khas suku Batak Karo yang disebut Uis Adat Karo Beka Buluh,” cerita Donny Aryanto sebagai builder Studio Motor Custom Bike yang berokasi di Bintaro yang memberi sebutan motor  ‘DeKaro’.







Untuk ubahan motornya  ini rangka belakang dibentuk simpel mengandalkan  model hardtail alias rigid. Biar nyaman dipakai berkendara  dengan sudut kemudi stirnya enggak dipilih terlalu centang,  rake bermain pada 30 derajat motor masih bisa santai diajak riding. Proses pembentukan rangka sendiri menggunakan pipa seamless.

Sedangkan untuk handling yang lebih nyaman andalkan shock depan model teleskopik copotan HD Sportster yang mampu memberikan peredaman yang maksimal ketimbang model springer. Nah, untuk areal roda seperti pelek justru andalkan copotan dari motor Jepang untuk depan ukuran  19X2.50 dan belakang 16X3.00. “Pelek copotan dari motor cruiser dipilih karena   model palangnya unik,” lanjut Donny yang mengawinkan dengan Avon Cobra 120/70-19 untuk depan dan 150/80-16 belakang .

Setelah  rangka dan kaki-kaki terpasang giliran bodi digarap, selruhnya mengandalkan  material plat galvanil 1.2 mm. Desain tangki dibuat sederhana untuk bersemayam dirangka depan motor yang dibentuk  ala peanut. Sedangkan  tangki oli serta spatbor belakang dibuat menyesuaikan dengan dimensi rangka untuk memberikan hasil akhir harmonis.

Spesifikasi:
Setang  :  Khrome Werks, Forward Control : Bikers Choice,  Head lamp & Stop lamp : After market,   Knalpot : Custom 2 in 2 freeflow,  Forward Control :  Bikers Choice,  Exhaust : Custom by Asky Muffler

Ducati Scrambler Lebih Simpel Tetap Sangar

Written : Belo  Photos : gannetdesign.com
          
Ducati Scrambler concepts by Gannet Design baru saja diperkenalkan pabrikan asal Italia beberapa bulan lalu, desain yang disodorkan terbilang kental bernafas custom culture dengan mengandalkan konsep motor dual purpose pada era 1970an.  Ditangan Gannet Design, salah satu desainer otomotif asal Swiss tampialn Ducati dibuat dengan konsep yang berbeda. 

Desain yang digagas Ulfert Janssen desainer Gannet Design menampilan pilihan Ducati Scrambler yang simpel dengan sosok yang lebih sangar. Seperti desain yang disebut Coppertail, tampil dengan ubahan tangki baru yang lebih ramping dan model jok tipis dari standarnya.  

Detail dari desain yang disodorkan terlihat areal subframe juga diubah bentuknya.  Ada yang mengandalkan serat carbon, ada juga rangka belakang yang diganti dengan pipa baru. Salah satu desain malah bagian tangki dijepit rangka teralis. Sedangkan untuk desain G Tracker terlihat perbedaanya pada bagian knalpot yang silincernya menjulang ke atas dilengkapi dengan nomer motor pada bagian buritan.






Monday, December 22, 2014

Yamaha RXS 135 1981 Tunggangan Kenny Robert Senior

Written : Belo  Photos : Joppie









Sekitar 10 tahun lalu produksi motor mesin 2 tak mulai di batasai, berganti dengan 4 tak yang ramah lingkungan. Akhirnya populasinya juga menurun berangsur-angsur tergerus oleh zaman. 

Namun belakangan motor bermesin 2 nada ini mulai diburu lagi oleh pecintanya, memori masa lalupun digadang-gadang jadi pemicunya. Seperti Ahmad jadi kepincut memiliki besutan 2 tak yang diambil dari Yamaha RX Spesial 1981. "Dulu pernah ngerasain motor ini dibonceng paman," ujar Ahmad yang tinggal di bilangan Ciledug, Tangerang. 

Kadung jatuh cinta custom ubahan motor enggak dibiarkan orisinal, tampilannya sekarang jadi motor balap gaya tahun 1970. "Pokoknya idenya kayak motor balap Kenny Robert Senior lah," ujarnya yang kasih sebutan motornya Barron. 

Seperti areal tangki yang model persegi dibuat lebih panjang dengan coakan pada sisi kanan dan kirinya. Untuk buntut belakang desainnya mengikuti tangki jadi dibuat kotak jadi tampil serasi. 

Tongkrongan motor balap makin klop setelah dipasang footstep racing produk after market. "Posisi footstep dibuat lebih mundur jadi saat berkendara maunya nunduk terus," cerita Ahmad yang pasang setang jepit buat kemudinya

Untuk kaki- kaki tatap andalkan bawaan motor cuma pelek aja yang sudah diganti. Untuk depan ring 17 inchi sedangkan belakang 18 inchi. Sedangkan detail part seperti areal cover mesin dan sok depan seluruhnya difinishing dengan poles. Untuk proses pengerjaan motor ini ditangani bengkel The Bangor di bilangan Pangkalan Jati, Depok.